Selasa, 27 September 2016


Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menegaskan, dirinya tak mempermasalahkan turunnya elektabilitas akibat banyaknya penggusuran permukiman liar yang dilakukan menjelang Pilkada DKI Jakarta 2017.
Pada Rabu (28/9/2016) pagi ini, misalnya, Pemerintah Kota Jakarta Selatan tetap menertibkan permukiman di Bukit Duri yang berbatasan langsung dengan Kali Ciliwung.
"Kami enggak peduli jabatan atau popularitas, yang penting orang akan kenang saya," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu pagi.
Ia tak memedulikan jika kebijakannya itu membuat warga meninggalkannya dan tidak akan memilih dia pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Namun, kata dia, nanti warga akan melihat bahwa normalisasi sungai beres pada masa pemerintahannya.
"Kalau saya enggak kepilih lagi pun, (pada) Oktober 2017 orang akan melihat saya yang membereskan Kampung Pulo dan Bukit Duri. Saya yang bisa membuat titik banjir di Jakarta akan berkurang banyak," kata Ahok.
Ahok mengatakan, meninggalkan nama baik lebih penting dibanding kembali memimpin Jakarta.
"Buat apa terpilih lima tahun lagi, nanti gubernur berikutnya akan bilang begini, 'Ah, dulu Gubernur Ahok mah enggak bisa kerja. Nih Kampung Pulo ditinggalin, Bukit Duri ditinggalin'. Mendingan orang bilang, 'Nih siapa yang bikin? Ahok lho'," kata Ahok.




Rabu, 14 September 2016

Apple telah memperkenalkan iPhone 7 dan iPhone 7 Plus dengan warna baru Jet Black yang tampil sangat cantik dan mengalami banyak peningkatan. Sebut saja tombol Home dengan teknologi baru, sertifikasi IP67 untuk tahan air dan debu, kemampuan kamera yang lebih baik, hingga performa yang jauh lebih kencang.
Seperti biasa, Apple membanderol duo iPhone 7 terbarunya dengan harga mahal. Apple iPhone 7 dibanderol mulai US$649 atau sekitar Rp8,5 jutaan untuk penyimpanan dasar 32GB. Sementara, versi paling mahal iPhone 7 Plus 256GB dibanderol US$969 atau Rp12,7 jutaan. Nah, kamu penasaran nggak sih berapa biaya pembuatan Apple iPhone 7 dan iPhone 7 Plus sesungguhnya?

Ternyata Biaya Pembuatan Apple iPhone 7 CUMA 2,8 Jutaan

apple-iphone-7-iphone-7-plus
Menurut data dari IHS Markit, ternyata biaya pembuatan iPhone 7 cuma US$219,80 atau Rp2,8 jutaan. Nah, setelah itu ditambah lagi dengan biaya tenaga kerja, diperkirakan sekitar US$5 per unit. Maka, total biaya iPhone 7 untuk model dasar 32GB adalah US$224,8 atau sekitar Rp2,9 jutaan. Jika dibandingkan model iPhone 6s 16GB, biaya pembuatan iPhone yang baru memang meningkat sebesar US$36,89 atau hampir Rp500 ribu.
Apple sendiri menjual iPhone 7 32GB dengan harga US$649 atau senilai Rp8,5 jutaan. Artinya, keuntungan Apple yang didapat kurang lebih US$424 atau sekitar Rp5,5 jutaan. Tentu saja, ini belum termasuk biaya-biaya lainnya, seperti penelitian, pengembangan, dan pemasaran.

Senin, 12 September 2016

Pasangan suami istri, Moch Taufiqi Rohman (25) dan Rena Yolanda Oktavia (18), harus membayar Rp 4,5 juta kepada modin (petugas pencatat pernikahan) dan oknum PNS pegawai Kelurahan Mandar, Kecamatan Banyuwangi, untuk membuat KTP dan kartu keluarga.
Awalnya, Maret 2016 lalu, Taufiqi berencana menikahi Rena. Untuk mengurusi administrasi, ia kemudian meminta bantuan Yusuf, salah satu modin, untuk mengurus KTP calon istrinya, termasuk untuk pembuatan KK dan administrasi pernikahan.
"Saat itu saya diminta dana Rp 5 juta, tapi saya tawar jadinya Rp 4,5 juta. Janjinya semua beres. Saya bayar awal Rp 2 juta dan saya serahkan langsung. Sisanya katanya setelah saya diminta ngurusi surat ke RT untuk pindah nikah karena kebetulan saya dan istri beda kecamatan," jelas Taufiqi kepada Kompas.com, Rabu (14/9/2016).
Taufiqi tercatat sebagai warga Kecamatan Gambiran dan Rena tinggal di Kecamatan Kota Banyuwangi. Sekitar tiga hari kemudian, Taufiqi menyerahkan sisa pembayaran Rp 2,5 juta dengan menyerahkan syarat untuk pindah nikah.
Akhirnya mereka melangsungkan pernikahan di KUA Kecamatan Kota pada 11 April 2016.
"Setelah menikah, saya tanyakan KTP dan KK, tapi diarahkan ke Sumardi, pegawai Kelurahan Mandar. Katanya berkasnya diserahkan ke sana. Saya berkali-kali tanya, tapi dijanjikan terus sampai sekarang," ungkapnya.
Bahkan Taufiqi sempat diminta biaya tambahan Rp 200.000 oleh Sumardi. Pria kelahiran 1991 tersebut juga pernah mendatangi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Banyuwangi setelah mendapat pesan via SMS dari Sumardi bahwa berkas sudah dimasukkan ke Dispendukcapil.
"Saya sempat cek, tapi enggak ada sama sekali nama istri saya," jelasnya.
Sementara itu, Rena Yolanda Oktavia mengaku, sebelumnya ia tidak pernah memiliki KTP. Dia sempat mendiami kamar kos dan tidak tinggal di rumahnya.
"Pas menikah saya memang belum ada surat apa-apa, makanya ngurusi dan katanya alamatnya diikutkan di Kelurahan Mandar," jelasnya.
Di surat nikah namanya menjadi berubah yang awalnya Rena Yolanda Oktavia menjadi Rena Yolandia Oktaviane.
"Saya tidak pernah suruh tanda tangan apa pun untuk KTP," jelasnya.
Ia berharap surat kelengkapan administrasinya segera diselesaikan.
Sementara itu, Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Iskandar Azis saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (14/9/2016), menyatakan, pembuatan KTP sama sekali tidak dipungut biaya.
Terkait untuk biaya pengurusan pernikahan, Azis mengatakan, pasangan tersebut menikah di KUA dan biaya pernikahannya pun tidak mencapai Rp 50.000. Jika ada oknum PNS yang terlibat, Azis memastikan akan segera ditindak.
"Ini kami sedang mengumpulkan data di lapangan. Secepatnya akan kami tindak lanjuti. Yang pasti kami menyayangkan kejadian ini," pungkasnya.

Selasa, 06 September 2016


af Pengelolaan fasilitas dan bahan baku merupakan kegiatan yang sangat penting mengingat hal tersebut berpengaruh langsung tehadap kelancaran dan mutu produk. Akan sangat disayangkan , jika karena kehabisan bahan baku atau mutunya rendah mengakibatkan produksinya terhambat atau bermutu rendah. Kegiatan pengelolaan fasilitas dan bahan baku ini di mulai dari pengadaan sampai pengendaliannya.
1. Pengertian dan aspek aspek pengadaan fasilltas dan bahan baku
Sebagaimana kita ketahui, perbekalan proses produksi meliputi semua barang dan bahan bahan baku yang dimiliki perusahaan dan digunakan prosess produksi. Adapun yag di maksud dengan bahan adalah unsur yang melekat dan secara langsung terlibat pada produk yang bersangkutan. Bahan dapat dibedakan atas bahan baku dan bahan pembantu. Bahan baku adalah bahan utama yang diolah atau diproses menjadi produk jadi, sedangkan produk pembantu adalah bahan yang ditmbahkan dan sifatnya melengkapi.
Berikut pengadaan bahan baku yang dibutuhkan perusahaan.
a. Bahan baku untuk proses produksi
b. Bahan baku setengah jadi
c. Bahan pembanu untuk proses produksi
d. Bahan pengemas produk
Sedangkan aspek aspek didalam pengadaan bahan baku, yaitu sebagai berikut:
a. Sumber air dan listrik
b. Sumber tenaga kerja dan bahan baku
c. Jalan dan transportasi
d. Sumber penunjang lainnya
Bahan baku mengacu pada tangible input yang digunakan dalam proses produksi. Bahan baku dapat berupa sumberdaya alam atau dalam konteks industry yang memerlukan bahan mentah dan komponen langsung yang digunakan. Adapun fasilitas bahan baku itu merupakan kemudahan kemudahan yang dapat dimanfaatkan untuk perkembangan usaha. Fasilitas fasilitas yang mungkin digunakan adalah sebagai berikut:
a. Peraturan pemerinah yang mengatur hak dan kewajiban wirausaha
b. Kemudahan akan kebutuhan tenaga kerja
c. Kemudahan akan transportasi
d. Kemudahan akan tenaga listrik, air, telepon
e. Kemudahan akan surat izin usaha
f. Kemudahan akan kebutuhan bahan baku
g. Kebutuhan akan pengurusan pajak
Disamping itu ,yang tidak dapat diabaikan adalah pengelolaan fasilitas produksi barang dan jasa dalam perusahaan, misalnya mesin mesin dan peralatan serta kelengkapan sarana dan prasarana.
Pengaturan dan pengendalian fasilitas bahan baku
Didalam pengelolaannya, letak fasilitas produksi barang dan jasa sepereti mesin mesin dan peralatan lainnya merupakan salah satu sistim produksi. Letak fasilitas produksi barang dan jasa mempunyai pengaruh langsung terhadap produktifitas perusahaan.
Oleh karena itu susunan dari mesin mesin dan peralatan produksi sedapat mungkin harus menunjang pelaksanaan proses produksi dengan baik sehingga produktivitas perusahaan dapat dipertahankan.
Selain letak fasilitas produksi barang dan jasa, ketersediaan dan pengendalian bahan baku merupakan hal yang sangat penting bagi wirausaha yang mengelola perusahaan . dapat di bayangkan jika bahan baku tidak ada maka kegiatan produksi akan terhenti.oleh karena itu kecukupan persediaan bahan baku sangat diperlukan oleh perusahaan.
Akan tetapi jika ketersediaan bahan baku terlalu banyak bukan berarti menguntungkan perusahaan, sebab hl itu akan semakin menambah biaya biaya persediaan yang harus ditanggung oleh perusahaan yang bersangkutan
Maka dari itu kita perlu memerhatikan factor factor yang dapat memengaruhi persediaan bahan baku tersebut.
Adapun penyusunan kebutuhan peralatan yang akan dibeli perlu mempertimbangakan hal hal berikut:
a. Kegunaan dan peralatan yang diperlukan
b. Kebutuhan dari peralatan
c. Biaya atau haraga yang kan di beli
d. Efisiensi dan efekivitas
e. Kemudahan didalam pemeliharaannya
f. Keawetan peralatan yang digunakan
Selanjutnya kelengkapan sarana dan prasarana juga sangat diperlukan untuk untuk menunjang keberhasilan usaha.kelengkapan sarana dan prasarana dapat menghemat biaya dan dan efeisiensi dalam menyelesaikan pekerjaan
Berikut factor yang perlu di pertimbangkan dalam kelengkapan sarana dan prasarana:
a. Kelengkapan sarana dan prasarana harus menghemat ruangan dan tempat
b. Kelengkapan sarana dan prasarana harus meningkatka produktifas usaha
c. Kelengkapan sarana dan prasaran harus dapat dipindah pindah
d. Kelengkapan sarana dan prasaran harus bebas dari risiko kebakaran
e. Kelengkapan sarana dan prasana harus harus benar benar berfungsi dalam usaha

Posting kali ini akan membahas tentang Permutasi Siklis atau dengan kata lain Susunan Melingkar dikarenakan permutasi ini dilakukan dengan membuat susunan yang dipadu secara melingkar. Sebelumnya sudah kami terbitkan posting tentang  Permutasi dan Kombinasi. Bedanya, posting kali ini membahas tentang bagian dari Permutasi yaitu Permutasi Siklis.

PERMUTASI SIKLIS ( SUSUNAN MELINGKAR )
Permutasi siklis berkaitan dengan penyusunan sederetan objek yang melingkar. Sebagai contoh adalah susunan duduk dari beberapa orang pada meja bundar. Permutasi ini juga dikenal dengan permutasi melingkar.

A. RUMUS

 
Bagaimana menentukan rumus permutasi siklik ?
Perhatikan contoh berikut :
Tentukan susunan yang dapat terjadi jika :
o Ada 2 orang A1, A2 didudukkan dalam meja bundar ?
o Ada 3 orang A1, A2, A3 didudukkan dalam meja bundar ?
o Ada 4 orang A1, A2, A3, A4 didudukkan dalam meja bundar ?
o Ada n orang A1, A2, A3, . . . . .,An didudukkan dalam meja bundar ?
Jawab :
Susunan pengaturan duduk pada 2 orang ada 1 yaitu
o A1, A2
Susunan pengaturan duduk pada 3 orang ada 2 yaitu
o A1, A2, A3 dan
o A1, A3, A2
Susunan pengaturan duduk pada 4 orang ada 6 yaitu
o A1, A2 , A3 , A4
o A1, A2 , A4 , A3

o A1, A3 , A2 , A4
o A1, A3 , A4 , A2
o A1, A4 , A2 , A3
o A1, A4 , A3 , A2
Tampak di sini bahwa A1 sebagai patokan diletakkan di urutan paling depan, sedangkan urutan selanjutnya adalah permutasi dari (A2 , A3 , A4) = 3! =6

Susunan pengaturan duduk pada n orang yaitu....?


Dengan penalaran yang sama dengan diatas maka A1 dinyatakan sebagai patokan yang ditulis pada urutan terdepan, sedangkan urutan berikutnya(A2 , A3 , A4 ,……,An) yang memiliki (n-1) anggota sehingga jika dipermutasikan terdapat (n-1) ! macam permutasi yang berbeda

Dengan demikian banyak permutasi siklik yang beranggotakan n adalah (n-1) !
Jika masih belum paham, berikut kami sajikan Contoh Soalnya:

Contoh Soal:
Sebanyak 6 orang anggota DPR, mengadakan rapat. Mereka duduk menghadap sebuah meja bundar (seperti Konferensi Meja Bundar saja, hehehhe) Berapa banyak cara mereka dapat menempati kursi yang disusun melingkar tersebut.

Jawab:
Soal ini tergolong mudah, kita tinggal memasukkannya pada rumus umum Permutasi Siklis di atas. Dengan nilai n = 6.

Psiklis = (n-1)!
Psiklis = (6 - 1)!
           = 5 !
           = 120 cara
Jadi, terdapat sebanyak 120 cara membagi temapat duduk untuk keenam orang tersebut..
Bagaimana, mudah bukan. Semoga bermanfaat bagi teman-teman.


Fungsi kapasitor terbagi dua bagian besar, yaitu ada yang umum dan khusus. Kalau secara umum adalah untuk menyimpan energi didlm medan elektrik, caranya dengan dikumpulkannya ketidak-seimbangan internal dr muatan listiknya. Hal ini lah yang pertamakali ditemukan oleh Michael Faraday, yang kemudian atas komponen ini diberi lambang huruf C dan satuan dengan anama Farad sesuai nama penemunya. Masih ingatkan satu Farad itu sama jumlahnya dengan sembilan kali seribu sebelas centimeter persegi, yang merupakan ukuran dari luas permukaan dari kepingannya.
Sebelum ke fungsi kapasitor lainnya, mungkin lebih baik kita perdalam dulu mengenai komponen ini ya. Seperti nama lain dari kapasitor, udah pada tau? Ya, nama lainnya adalah kondensator. Umumnya kapasitor itu dibuat dengan dua buah lempeng logam yg bersejajar antarai sau dengan lainnya, kemudian diantara dua logam tsb ada bahan isolator yg biasanya kita sebut dengan dielektrik.
fungsi kapasitor
Sekarang kita bahas sedikit mengenai cara kerja komponen ini dalam sebuah rangkaian, karena dari sinilah kita bisa menyimpulkan fungsi kapasitor itu. Apabila sebuah rangkaian diberikan suatu tegangan, maka elektron menjadi mengalir ke kapasitor. Disaat kondensator ini telah penuh oleh muatan elektron, tegangannya akan berproses atau berubah. Kemudian elektron tersebut keluar dr kapasitor dan berjalan menuju rangkaian yg memerlukannya. Dengan demikian maka komponen ini bisa membuat suatu rangkaian menjadi bangkit daya reaktifnya.
OK, sekarang apa sih sebenarnya Fungsi Kapasitor secara khusus? Pertama adalah sebagai kopling diantara satu rangkaian tertentu dengan rangkaian lannya di power supply. Kedua, sebagai penyaring / filter didalam rangkaian power supply. Ketiga, dalam rangkaian antena berfungsi sebagai pembangkit gelombang / frekuensi. Keempat, pada lampu neon adalah untuk penghemat daya listrik. Kelima, pada rangkaian yg ada terdapat kumparan dan terjadi pemutusan / terputusnya arus maka akan terjadi loncatan listrik, nah kapasitor lah yang berfungsi untuk mencegah terjadinya loncatan listrik ini. Keenam, pada mesin mobil dapat dipakai pada rangkaian yang berfungsi menghidupkannya. Terakhir, pada pesawat penerima radio fungsinya untuk pemilih panjang frekuensi / gelombang yang akan ditangkap. Sip dah kalau gitu, sudah selesai tulisan saya mengenai Fungsi Kapasitor ini. Terimakasih.

Senin, 05 September 2016


CARA MEMBUAT AQUARIUM – Aquarium merupakan salah satu wadah penampung air yang berfungsi sebagai pengganti kolam ikan hias, seperti ikan koi, cupang dan lain sebagainya. Agar ikan hias tersebut dapat digunakan sebagai hiasan rumah, ngga ada salahnya kalo kita nyoba bikin Aquarium sederhana tanpa harus beli di toko.
Biasanya, Aquarium ditaruh di dalam ruang tamu atau bahkan ruang santai keluarga. Selain mempercantik dekorasi rumah, Aquarium diyakini juga dapa menghilangkan stress bagian sebagian dari mereka para penghobi ikan hias.

Alat dan Bahan Cara Membuat Aquarium

  • Kaca, berfungsi sebagai bahan dalam pembuatan
  • Penjepit kertas, berfungsi untuk menjepit antara potongan kaca kecil-kecil
  • Lem Kaca, gunakan lem silikon yang berfungsi untuk merekatkan kaca agar tidak bocor
  • Lem Silicon Tembak, sebagai alat untuk mempermudah proses perakitan aquarium
  • Lakban, berfungsi untuk membantu berdirinya kaca dengan kaca yang lain agar tidak bergeser sehingga memudahkan pengolesan lem kaca. Gunakan lakban plastik berwarna hitam atau coklat.

Ukuran Kaca dalam Proses Cara Membuat Aquarium

Cara Membuat Aquarium
youtube.com
Umumnya ukuran yang digunakan berkisar antara 3 mm – 16 mm. Sebagai acuan dalam membuat aquarium, berikut ini beberapa daftar urutan kaca yang dapat kamu gunakan.
  • Tebal kaca 3 mm, Panjang akuarium  30 cm, Lebar akuarium 20 cm, Tinggi akuarium 20 cm
  • Tebal kaca 3 mm, Panjang akuarium  30 cm, Lebar akuarium 20 cm, Tinggi akuarium 20 cm
  • Tebal kaca 3 mm, Panjang akuarium  40 cm, Lebar akuarium 20 cm, Tinggi akuarium 30 cm
  • Tebal kaca 3 mm, Panjang akuarium  50 cm, Lebar akuarium 30 cm, Tinggi akuarium 30 cm
  • Tebal kaca 5 mm, Panjang akuarium  70 cm, Lebar akuarium 35 cm, Tinggi akuarium 35 cm
  • Tebal kaca 3 mm, Panjang akuarium  80 cm, Lebar akuarium 40 cm, Tinggi akuarium 40 cm
Usahakan ukuran ketebalan aquarium ditambah 0,5 sampai 1 milimeter berdasarkan kaca yang akan digunakan. Setelah menentukan ukuran dan bentuk kaca yang akan digunakan, langkah selanjutnya yakni memotong kaca. Usahakan, gunakan kaca yang masih dalam bentuk lembaran (kaca) untuk membuat aquarium.
Dalam proses pembuatan aquarium, ada beberapa keahlian yang harus dikuasai agar aquarium yang kita buat terhindar dari kebocoran sehingga dapat tahan lama. Keahlian itu yakni memotong kaca, mendesain dan merakit aquarium. Setelah itu lakukan uji coba pada aquarium yang telah dibuat.

Pemotongan Kaca dalam Cara Membuat Aquarium

  1. Taruhlah lembaran kaca pada meja kerja yang datar dan bersih
  2. Sesuaikan ukuran kaca yang akan dipotong dengan bentuk aqurium yang akan dibuat
  3. Buat pola kaca terlebih dahulu dengan spidol dan penggaris sebelu membuat potongan-potongan kaca. Setelah pola terbentuk, kaca dapat dipotong langsung dengan menggunakan alat pemotong kaca.
  4. Seusai kaca terpotong, haluskan bagian pinggir dari potongan-potongan kaca dengan menggunakan alat gerinda atau batu asahan karborondum
  5. Sesuaikan kaca yang akan dirakit dengan aquarium yang akan dibuat.
  6. Lakukan penggosokan kembali pada bagian pinggir kaca sebelum dirakit dengan menggunakan gerinda atau batu asahan karborundum
  7. Setelah semua bagian pinggir kaca halus, barulah proses perakitan siap dimulai.

Langkah -Langkah Cara Membuat Aquarium

Cara Membuat Aquarium Mini
photobucket.com
  1. Tempelkan lem kaca (lem silicon) tepat di bidang pertemuan antara potongan kaca
  2. Jika lem sudah teroles dengan baik, maka kaca bagian sisi kecil bisa dipasang
  3. Selanjutnya kedua sisi lainnya bisa dipasang
  4. Setelah semua kaca menempel, atur posisi mereka dengan plak band. Biarkan dalam kondisi tersebut sampai lem mengering
  5. Setelah sambungan kaca, lapisi bagian tersebut dengan lem guna mencegah terjadinya kebocoran akibat perekatan yang kurang sempurna.
  6. Lakukan langkah – langkah diatas dengan perlahan dan hati-hati agar terlihat rapi namun kuat.

A.  PENGERTIAN KONFLIK SOSIAL
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul.
Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Sedangkan dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2002) Konflik diartikan sebagai percekcokan, perselisihan, dan pertentangan.
Ada beberapa pengertian konflik menurut beberapa ahli.
1.      Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977), konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan.
2.      Menurut Gibson, et al (1997: 437), hubungan selain dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing – masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri – sendiri dan tidak bekerja sama satu sama lain.
3.      Menurut Robbin (1996), keberadaan konflik dalam organisasi ditentukan oleh persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik di dalam organisasi maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada konflik maka konflik tersebut telah menjadi kenyataan.
4.      Menurut Minnery (1985), Konflik organisasi merupakan interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain berhubungan dan saling tergantung, namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan.
5.      Menurut Kartono & Gulo (1987), konflik berarti ketidaksepakatan dalam satu pendapat emosi dan tindakan dengan orang lain.
Dengan demikian, Konflik adalah satu bentuk perbedaan atau pertentangan ide, pendapat, faham dan kepentingan di antara dua pihak atau lebih. Pertentangan dikatakan sebagai konflik manakala pertentangan itu bersifat langsung, yakni ditandai interaksi timbal balik di antara pihakpihak yang bertentangan. Selain itu, pertentangan itu juga dilakukan atas dasar kesadaran pada masing-masing pihak bahwa mereka saling berbeda atau berlawanan. Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.

B. SUMBER KONFLIK

 

konflikKonflik yang terjadi pada manusia bersumber pada berbagai macam sebab. Begitu beragamnya sumber konflik yang terjadi antar manusia, sehingga sulit itu untuk dideskripsikan secara jelas dan terperinci sumber dari konflik. Hal ini dikarenakan sesuatu yang seharusnya bisa menjadi sumber konflik, tetapi pada kelompok manusia tertentu ternyata tidak menjadi sumber konflik, demikian halnya sebaliknya. Kadang sesuatu yang sifatnya sepele bisa menjadi sumber konflik antara manusia.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawa sertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Kesimpulannya sumber konflik itu sangat beragam dan kadang sifatnya tidak rasional. Oleh karena kita tidak bisa menetapkan secara tegas bahwa yang menjadi sumber konflik adalah sesuatu hal tertentu, apalagi hanya didasarkan pada hal-hal yang sifatnya rasional.

 

C.  PENYEBAB KONFLIK

1.   Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.
2.   Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.
Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.
3.   Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.
Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, misalnya perbedaan kepentingan dalam hal pemanfaatan hutan. Para tokoh masyarakat menanggap hutan sebagai kekayaan budaya yang menjadi bagian dari kebudayaan mereka sehingga harus dijaga dan tidak boleh ditebang. Para petani menbang pohon-pohon karena dianggap sebagai penghalang bagi mereka untuk membuat kebun atau ladang. Bagi para pengusaha kayu, pohon-pohon ditebang dan kemudian kayunya diekspor guna mendapatkan uang dan membuka pekerjaan. Sedangkan bagi pecinta lingkungan, hutan adalah bagian dari lingkungan sehingga harus dilestarikan. Di sini jelas terlihat ada perbedaan kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya sehingga akan mendatangkan konflik sosial di masyarakat. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Begitu pula dapat terjadi antar kelompok atau antara kelompok dengan individu, misalnya konflik antara kelompok buruh dengan pengusaha yang terjadi karena perbedaan kepentingan di antara keduanya. Para buruh menginginkan upah yang memadai, sedangkan pengusaha menginginkan pendapatan yang besar untuk dinikmati sendiri dan memperbesar bidang serta volume usaha mereka.
4.   Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri. Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungan kekerabatan bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun dalam organisasi formal perusahaan. Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat dalam dunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara cepat atau mendadak, akan membuat kegoncangan proses-proses sosial di masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan kehiodupan masyarakat yang telah ada.

D.  JENIS-JENIS KONFLIK

Menurut Dahrendorf, konflik dibedakan menjadi 4 macam :
1.    Konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role)
2.    Konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank).
3.    Konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).
4.    Koonflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara)
5.    Konflik antar atau tidak antar agama
6.    Konflik antar politik.

E. AKIBAT KONFLIK

Hasil dari sebuah konflik adalah sebagai berikut :
1.    Meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok (ingroup) yang mengalami konflik dengan kelompok lain.
2.    Keretakan hubungan antar kelompok yang bertikai.
3.    Perubahan kepribadian pada individu, misalnya timbulnya rasa dendam, benci, saling curiga dll.
4.    Kerusakan harta benda dan hilangnya jiwa manusia.
5.    Dominasi bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam konflik.
Para pakar teori telah mengklaim bahwa pihak-pihak yang berkonflik dapat memghasilkan respon terhadap konflik menurut sebuah skema dua-dimensi; pengertian terhadap hasil tujuan kita dan pengertian terhadap hasil tujuan pihak lainnya. Skema ini akan menghasilkan hipotesa sebagai berikut:
-     Pengertian yang tinggi untuk hasil kedua belah pihak akan menghasilkan percobaan untuk mencari jalan keluar yang terbaik.
-     Pengertian yang tinggi untuk hasil kita sendiri hanya akan menghasilkan percobaan untuk "memenangkan" konflik.
-     Pengertian yang tinggi untuk hasil pihak lain hanya akan menghasilkan percobaan yang memberikan "kemenangan" konflik bagi pihak tersebut.
-     Tiada pengertian untuk kedua belah pihak akan menghasilkan percobaan untuk menghindari konflik.

F. CONTOH KONFLIK

 

-     Konflik Vietnam berubah menjadi perang.
-     Konflik Timur Tengah merupakan contoh konflik yang tidak terkontrol, sehingga timbul kekerasan. hal ini dapat dilihat dalam konflik Israel dan Palestina.
-     Konflik Katolik-Protestan di Irlandia Utara memberikan contoh konflik bersejarah lainnya.
-     Banyak konflik yang terjadi karena perbedaan ras dan etnis. Ini termasuk konflik Bosnia-Kroasia (lihat Kosovo), konflik di Rwanda, dan konflik di Kazakhstan.
G. PROSES KONFLIK
Menurut Robbins (1996) proses konflik terdiri dari lima tahap, yaitu:
1.   Oposisi atau ketidakcocokan potensial
Adalah adanya kondisi yang menciptakan kesempatan untuk munculnya koinflik. Kondisi ini tidak perlu langsung mengarah ke konflik, tetapi salah satu kondisi itu perlu jika konflik itu harus muncul. Kondisi tersebut dikelompokkan dalam kategori: komunikasi, struktur, dan variabel pribadi. Komunikasi yang buruk merupakan alasan utama dari konflik, selain itu masalah-masalah dalam proses komunikasi berperan dalam menghalangi kolaborasi dan merangsang kesalahpahaman. Struktur juga bisa menjadi titik awal dari konflik. Struktur dalam hal ini meliputi: ukuran, derajat spesialisasi dalam tugas yang diberikan kepada anggota kelompok, kejelasan jurisdiksi, kecocokan anggotatujuan, gaya kepemimpinan, sistem imbalan, dan derajat ketergantungan antara kelompok-kelompok. Variabel pribadi juga bisa menjadi titik awal dari konflik. Karakter pribadi yang mencakup sistem nilai individual tiap orang dan karakteristik kepribadian, serta perbedaan individual bisa menjadi titik awal dari konflik.
2.   Kognisi dan personalisasi
Adalah persepsi dari salah satu pihak atau masing-masing pihak terhadap konflik yang sedang dihadapi. Kesadaran oleh satu pihak atau lebih akan eksistensi kondisi-kondisi yang menciptakan kesempatan untuk timbulnya konflik. Bilamana hal ini terjadi dan berlanjut pada tingkan terasakan, yaitu pelibatan emosional dalam suatu konflik yang akan menciptakan kecemasan, ketegangan, frustasi dan pemusuhan.
3.   Maksud
Adalah keputusan untuk bertindak dalam suatu cara tertentu dari pihak-pihak yang berkonflik. Maksud dari pihak yang berkonflik ini akan tercermin atau terwujud dalam perilaku, walaupun tidak selalu konsisten.
Maksud dalam penanganan suatu konflik ada lima, yaitu:
-     Bersaing, tegas dan tidak kooperatif, yaitu suatu hasrat untuk memuaskan kepentingan seseorang atau diri sendiri, tidak peduli dampaknya terhadap pihak lain dalam suatu episode konflik;
-     Berkolaborasi, bila pihak-pihak yang berkonflik masing-masing berhasrat untuk memenuhi sepenuhnya kepentingan dari semua pihak, kooperatif dan pencaharian hasil yang bermanfaat bagi semua pihak;
-     Mengindar, bilamana salah satu dari pihak-pihak yang berkonflik mempunyai hasrat untuk menarik diri, mengabaikan dari atau menekan suatu konflik;
-     Mengakomodasi, bila satu pihak berusaha untuk memuaskan seorang lawan, atau kesediaan dari salah satu pihak dalam suatu konflik untuk menaruh kepentingan lawannya diatas kepentingannya; dan
-     Berkompromi, adalah suatu situasi di mana masing-masing pihak dalam suatu konflik bersedia untuk melepaskan atau mengurangi tuntutannya masing-masing. Perilaku mencakup pernyataan, tindakan, dan reaksi yang dibuat untuk menghancurkan pihak lain, serangan fisik yang agresif, ancaman dan ultimatun, serangan verbal yang tegas, pertanyaan atau tantangan terang-terangan terhadap pihak lain, dan ketidaksepakatan atau salahpaham kecil.
4.   Hasil
Adalah jalinan aksi-reaksi antara pihak-pihak yang berkonflik dan menghasilkan konsekuensi. Hasil bisa fungsional dalam arti konflik menghasilkan suatu perbaikan kinerja kelompok, atau disfungsional dalam arti merintangi kinerja kelompok.oleh pihak-pihak yang berkonflik. Perilaku meliputi: upaya terang-terang an untuk menghancurkan pihak lain, serangan fisik yang agresif, ancaman dan ultimatun, serangan verbal yang tegas, pertanyaan atau tantangan terang-terangan terhadap pihak lain, dan ketidaksepakatan atau salahpaham kecil.
H. POLA PENYELESAIAN KONFLIK
Konflik dapat berpengaruh positif atau negatif, dan selalu ada dalam kehidupan. Oleh karena itu konflik hendaknya tidak serta merta harus ditiadakan. Persoalannya, bagaimana konflik itu bisa dimanajemen sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan disintegrasi sosial. Pengelolaan konflik berarti mengusahakan agar konflik berada pada level yang optimal. Jika konflik menjadi terlalu besar dan mengarah pada akibat yang buruk, maka konflik harus diselesaikan.
Hodge dan Anthony (1991), memberikan gambaran melalui berbagai metode resolusi (penyelesaian) konflik, sebagai berikut: Pertama, dengan metode penggunaan paksaan. Orang sering menggunakan kekuasaan dan kewenangan agar konflik dapat diredam atau dipadamkan. Kedua, dengan metode penghalusan (smoothing). Pihak-pihak yang berkonflik hendaknya saling memahami konflik dengan bahasa kasihsayang, untuk memecahkan dan memulihkan hubungan yang mengarah pada perdamaian. Ketiga, penyelesaian dengan cara demokratis. Artinya, memberikan peluang kepada masing-masing pihak untuk mengemukakan pendapat dan memberikan keyakinan akan kebenaran pendapatnya sehingga dapat diterima oleh kedua belah pihak. Cribbin (1985) mengelaborasi terhadap tiga hal, yaitu mulai yang cara yang paling tidak efektif, yang efektif dan yang paling efektif.
Menurutnya, strategi yang dipandang paling tidak efektif, misalnya ditempuh cara:
1.    Paksaan. Strategi ini umumnya tidak disukai oleh kebanyakan orang. Dengan paksaan, mungkin konflik bisa diselesaikan dengan cepat, namun bisa menimbulkan reaksi kemarahan atau reaksi negatif lainnya;
2.    Penundaan. Cara ini bisa berakibat penyelesaian konflik sampai berlarut-larut;
3.    Bujukan. Bisa berakibat psikologis, orang akan kebal dengan bujukan sehingga perselisihan akan semakin tajam;
4.    Koalisi, yaitu suatu bentuk persekutuan untuk mengendalikan konflik. Akan tetapi strategi ini bisa memaksa orang untuk memihak, yang pada gilirannya bisa menambah kadar konflik konflik sebuah ‘perang’;
5.    Tawar-menawar distribusi. Strategi ini sering tidak menyelesaikan masalah karena masing-masing pihak saling melepaskan beberapa hal penting yang mejadi haknya, dan jika terjadi konflik mereka merasa menjadi korban konflik.
Nasikun (1993), mengidentifikasi pengendalian konflik melalui tiga cara, yaitu dengan konsiliasi (conciliation), mediasi (mediation), dan perwasitan (arbitration). Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. Sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik. Pengendalian konflik dengan cara konsiliasi, terwujud melalui lembaga-lembaga tertentu yang memungkinkan tumbuhnya pola diskusi dan pengambilan keputusan di antara pihak-pihak yang berkonflik.
Lembaga yang dimaksud diharapkan berfungsi secara efektif, yang sedikitnya memenuhi empat hal:
1.    Harus mampu mengambil keputusan secara otonom, tanpa campur tangan dari badan-badan lain;
2.    Lembaga harus bersifat monopolistis, dalam arti hanya lembaga itulah yang berfungsi demikian;
3.    Lembaga harus mampu mengikat kepentingan bagi pihak-pihak yang berkonflik; dan
4.    Lembaga tersebut harus bersifat demokratis.
Tanpa keempat hal tersebut, konflik yang terjadi di antara beberapa kekuatan sosial, akan muncul ke bawah permukaan, yang pada saatnya akan meledak kembali dalam bentuk kekerasan. Pengendalian dengan cara mediasi, dengan maksud bahwa  pihak-pihak yang berkonflik bersepakat untuk menunjuk pihak ketiga yang akan memberikan nasihat-nasihat, berkaitan dengan penyelesaian terbaik terhadap konflik yang mereka alami. Pengendalian konflik dengan cara perwasitan, dimaksudkan bahwa pihak-pihak yang berkonflik bersepakat untuk menerima pihak ketiga, yang akan berperan untuk memberikan keputusan-keputusan, dalam rangka menyelesaikan yang ada. Berbeda dengan mediasi, cara perwasitan mengharuskan pihak-pihak yang berkonflik untuk menerima keputusan yang diambil oleh pihak wasit.
Pola penyelesaian konflik juga bisa dilakukan dengan menggunakan strategi seperti berikut:
1.    Gunakan persaingan dalam penyelesaian konflik, bila tindakan cepat dan tegas itu vital, mengenai isu penting, dimana tindakan tidak populer perlu dilaksanakan;
2.    Gunakan kolaborasi untuk menemukan pemecahan masalah integratif bila kedua perangkat kepentingan terlalu penting untuk dikompromikan;
3.    Gunakan penghindaran bila ada isyu sepele, atau ada isu lebih penting yang mendesak; bila kita melihat tidak adanya peluang bagi terpuaskannya kepentingan anda;
4.    Gunakan akomodasi bila diketahui kita keliru dan untuk memungkinkan pendirian yang lebih baik didengar, untuk belajar, dan untuk menunjukkan kewajaran; dan
Gunakan kompromis bila tujuan penting, tetapi tidak layak mendapatkan upaya pendekatan-pendekatan yang lebih tegas disertai kemungkinan gangguan
BAB  5 KONFLIK SOSIAL
A.  PENGERTIAN KONFLIK SOSIAL
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul.
Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Sedangkan dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2002) Konflik diartikan sebagai percekcokan, perselisihan, dan pertentangan.
Ada beberapa pengertian konflik menurut beberapa ahli.
6.      Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977), konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan.
7.      Menurut Gibson, et al (1997: 437), hubungan selain dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing – masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri – sendiri dan tidak bekerja sama satu sama lain.
8.      Menurut Robbin (1996), keberadaan konflik dalam organisasi ditentukan oleh persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik di dalam organisasi maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada konflik maka konflik tersebut telah menjadi kenyataan.
9.      Menurut Minnery (1985), Konflik organisasi merupakan interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain berhubungan dan saling tergantung, namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan.
10.  Menurut Kartono & Gulo (1987), konflik berarti ketidaksepakatan dalam satu pendapat emosi dan tindakan dengan orang lain.
Dengan demikian, Konflik adalah satu bentuk perbedaan atau pertentangan ide, pendapat, faham dan kepentingan di antara dua pihak atau lebih. Pertentangan dikatakan sebagai konflik manakala pertentangan itu bersifat langsung, yakni ditandai interaksi timbal balik di antara pihakpihak yang bertentangan. Selain itu, pertentangan itu juga dilakukan atas dasar kesadaran pada masing-masing pihak bahwa mereka saling berbeda atau berlawanan. Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.

B. SUMBER KONFLIK

 

konflikKonflik yang terjadi pada manusia bersumber pada berbagai macam sebab. Begitu beragamnya sumber konflik yang terjadi antar manusia, sehingga sulit itu untuk dideskripsikan secara jelas dan terperinci sumber dari konflik. Hal ini dikarenakan sesuatu yang seharusnya bisa menjadi sumber konflik, tetapi pada kelompok manusia tertentu ternyata tidak menjadi sumber konflik, demikian halnya sebaliknya. Kadang sesuatu yang sifatnya sepele bisa menjadi sumber konflik antara manusia.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawa sertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Kesimpulannya sumber konflik itu sangat beragam dan kadang sifatnya tidak rasional. Oleh karena kita tidak bisa menetapkan secara tegas bahwa yang menjadi sumber konflik adalah sesuatu hal tertentu, apalagi hanya didasarkan pada hal-hal yang sifatnya rasional.

 

C.  PENYEBAB KONFLIK

5.   Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.
6.   Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.
Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.
7.   Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.
Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, misalnya perbedaan kepentingan dalam hal pemanfaatan hutan. Para tokoh masyarakat menanggap hutan sebagai kekayaan budaya yang menjadi bagian dari kebudayaan mereka sehingga harus dijaga dan tidak boleh ditebang. Para petani menbang pohon-pohon karena dianggap sebagai penghalang bagi mereka untuk membuat kebun atau ladang. Bagi para pengusaha kayu, pohon-pohon ditebang dan kemudian kayunya diekspor guna mendapatkan uang dan membuka pekerjaan. Sedangkan bagi pecinta lingkungan, hutan adalah bagian dari lingkungan sehingga harus dilestarikan. Di sini jelas terlihat ada perbedaan kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya sehingga akan mendatangkan konflik sosial di masyarakat. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Begitu pula dapat terjadi antar kelompok atau antara kelompok dengan individu, misalnya konflik antara kelompok buruh dengan pengusaha yang terjadi karena perbedaan kepentingan di antara keduanya. Para buruh menginginkan upah yang memadai, sedangkan pengusaha menginginkan pendapatan yang besar untuk dinikmati sendiri dan memperbesar bidang serta volume usaha mereka.
8.   Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri. Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungan kekerabatan bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun dalam organisasi formal perusahaan. Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat dalam dunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara cepat atau mendadak, akan membuat kegoncangan proses-proses sosial di masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan kehiodupan masyarakat yang telah ada.

D.  JENIS-JENIS KONFLIK

Menurut Dahrendorf, konflik dibedakan menjadi 4 macam :
7.    Konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role)
8.    Konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank).
9.    Konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).
10.              Koonflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara)
11.              Konflik antar atau tidak antar agama
12.              Konflik antar politik.

E. AKIBAT KONFLIK

Hasil dari sebuah konflik adalah sebagai berikut :
6.    Meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok (ingroup) yang mengalami konflik dengan kelompok lain.
7.    Keretakan hubungan antar kelompok yang bertikai.
8.    Perubahan kepribadian pada individu, misalnya timbulnya rasa dendam, benci, saling curiga dll.
9.    Kerusakan harta benda dan hilangnya jiwa manusia.
10.              Dominasi bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam konflik.
Para pakar teori telah mengklaim bahwa pihak-pihak yang berkonflik dapat memghasilkan respon terhadap konflik menurut sebuah skema dua-dimensi; pengertian terhadap hasil tujuan kita dan pengertian terhadap hasil tujuan pihak lainnya. Skema ini akan menghasilkan hipotesa sebagai berikut:
-     Pengertian yang tinggi untuk hasil kedua belah pihak akan menghasilkan percobaan untuk mencari jalan keluar yang terbaik.
-     Pengertian yang tinggi untuk hasil kita sendiri hanya akan menghasilkan percobaan untuk "memenangkan" konflik.
-     Pengertian yang tinggi untuk hasil pihak lain hanya akan menghasilkan percobaan yang memberikan "kemenangan" konflik bagi pihak tersebut.
-     Tiada pengertian untuk kedua belah pihak akan menghasilkan percobaan untuk menghindari konflik.

F. CONTOH KONFLIK

 

-     Konflik Vietnam berubah menjadi perang.
-     Konflik Timur Tengah merupakan contoh konflik yang tidak terkontrol, sehingga timbul kekerasan. hal ini dapat dilihat dalam konflik Israel dan Palestina.
-     Konflik Katolik-Protestan di Irlandia Utara memberikan contoh konflik bersejarah lainnya.
-     Banyak konflik yang terjadi karena perbedaan ras dan etnis. Ini termasuk konflik Bosnia-Kroasia (lihat Kosovo), konflik di Rwanda, dan konflik di Kazakhstan.
G. PROSES KONFLIK
Menurut Robbins (1996) proses konflik terdiri dari lima tahap, yaitu:
5.   Oposisi atau ketidakcocokan potensial
Adalah adanya kondisi yang menciptakan kesempatan untuk munculnya koinflik. Kondisi ini tidak perlu langsung mengarah ke konflik, tetapi salah satu kondisi itu perlu jika konflik itu harus muncul. Kondisi tersebut dikelompokkan dalam kategori: komunikasi, struktur, dan variabel pribadi. Komunikasi yang buruk merupakan alasan utama dari konflik, selain itu masalah-masalah dalam proses komunikasi berperan dalam menghalangi kolaborasi dan merangsang kesalahpahaman. Struktur juga bisa menjadi titik awal dari konflik. Struktur dalam hal ini meliputi: ukuran, derajat spesialisasi dalam tugas yang diberikan kepada anggota kelompok, kejelasan jurisdiksi, kecocokan anggotatujuan, gaya kepemimpinan, sistem imbalan, dan derajat ketergantungan antara kelompok-kelompok. Variabel pribadi juga bisa menjadi titik awal dari konflik. Karakter pribadi yang mencakup sistem nilai individual tiap orang dan karakteristik kepribadian, serta perbedaan individual bisa menjadi titik awal dari konflik.
6.   Kognisi dan personalisasi
Adalah persepsi dari salah satu pihak atau masing-masing pihak terhadap konflik yang sedang dihadapi. Kesadaran oleh satu pihak atau lebih akan eksistensi kondisi-kondisi yang menciptakan kesempatan untuk timbulnya konflik. Bilamana hal ini terjadi dan berlanjut pada tingkan terasakan, yaitu pelibatan emosional dalam suatu konflik yang akan menciptakan kecemasan, ketegangan, frustasi dan pemusuhan.
7.   Maksud
Adalah keputusan untuk bertindak dalam suatu cara tertentu dari pihak-pihak yang berkonflik. Maksud dari pihak yang berkonflik ini akan tercermin atau terwujud dalam perilaku, walaupun tidak selalu konsisten.
Maksud dalam penanganan suatu konflik ada lima, yaitu:
-     Bersaing, tegas dan tidak kooperatif, yaitu suatu hasrat untuk memuaskan kepentingan seseorang atau diri sendiri, tidak peduli dampaknya terhadap pihak lain dalam suatu episode konflik;
-     Berkolaborasi, bila pihak-pihak yang berkonflik masing-masing berhasrat untuk memenuhi sepenuhnya kepentingan dari semua pihak, kooperatif dan pencaharian hasil yang bermanfaat bagi semua pihak;
-     Mengindar, bilamana salah satu dari pihak-pihak yang berkonflik mempunyai hasrat untuk menarik diri, mengabaikan dari atau menekan suatu konflik;
-     Mengakomodasi, bila satu pihak berusaha untuk memuaskan seorang lawan, atau kesediaan dari salah satu pihak dalam suatu konflik untuk menaruh kepentingan lawannya diatas kepentingannya; dan
-     Berkompromi, adalah suatu situasi di mana masing-masing pihak dalam suatu konflik bersedia untuk melepaskan atau mengurangi tuntutannya masing-masing. Perilaku mencakup pernyataan, tindakan, dan reaksi yang dibuat untuk menghancurkan pihak lain, serangan fisik yang agresif, ancaman dan ultimatun, serangan verbal yang tegas, pertanyaan atau tantangan terang-terangan terhadap pihak lain, dan ketidaksepakatan atau salahpaham kecil.
8.   Hasil
Adalah jalinan aksi-reaksi antara pihak-pihak yang berkonflik dan menghasilkan konsekuensi. Hasil bisa fungsional dalam arti konflik menghasilkan suatu perbaikan kinerja kelompok, atau disfungsional dalam arti merintangi kinerja kelompok.oleh pihak-pihak yang berkonflik. Perilaku meliputi: upaya terang-terang an untuk menghancurkan pihak lain, serangan fisik yang agresif, ancaman dan ultimatun, serangan verbal yang tegas, pertanyaan atau tantangan terang-terangan terhadap pihak lain, dan ketidaksepakatan atau salahpaham kecil.
H. POLA PENYELESAIAN KONFLIK
Konflik dapat berpengaruh positif atau negatif, dan selalu ada dalam kehidupan. Oleh karena itu konflik hendaknya tidak serta merta harus ditiadakan. Persoalannya, bagaimana konflik itu bisa dimanajemen sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan disintegrasi sosial. Pengelolaan konflik berarti mengusahakan agar konflik berada pada level yang optimal. Jika konflik menjadi terlalu besar dan mengarah pada akibat yang buruk, maka konflik harus diselesaikan.
Hodge dan Anthony (1991), memberikan gambaran melalui berbagai metode resolusi (penyelesaian) konflik, sebagai berikut: Pertama, dengan metode penggunaan paksaan. Orang sering menggunakan kekuasaan dan kewenangan agar konflik dapat diredam atau dipadamkan. Kedua, dengan metode penghalusan (smoothing). Pihak-pihak yang berkonflik hendaknya saling memahami konflik dengan bahasa kasihsayang, untuk memecahkan dan memulihkan hubungan yang mengarah pada perdamaian. Ketiga, penyelesaian dengan cara demokratis. Artinya, memberikan peluang kepada masing-masing pihak untuk mengemukakan pendapat dan memberikan keyakinan akan kebenaran pendapatnya sehingga dapat diterima oleh kedua belah pihak. Cribbin (1985) mengelaborasi terhadap tiga hal, yaitu mulai yang cara yang paling tidak efektif, yang efektif dan yang paling efektif.
Menurutnya, strategi yang dipandang paling tidak efektif, misalnya ditempuh cara:
6.    Paksaan. Strategi ini umumnya tidak disukai oleh kebanyakan orang. Dengan paksaan, mungkin konflik bisa diselesaikan dengan cepat, namun bisa menimbulkan reaksi kemarahan atau reaksi negatif lainnya;
7.    Penundaan. Cara ini bisa berakibat penyelesaian konflik sampai berlarut-larut;
8.    Bujukan. Bisa berakibat psikologis, orang akan kebal dengan bujukan sehingga perselisihan akan semakin tajam;
9.    Koalisi, yaitu suatu bentuk persekutuan untuk mengendalikan konflik. Akan tetapi strategi ini bisa memaksa orang untuk memihak, yang pada gilirannya bisa menambah kadar konflik konflik sebuah ‘perang’;
10.              Tawar-menawar distribusi. Strategi ini sering tidak menyelesaikan masalah karena masing-masing pihak saling melepaskan beberapa hal penting yang mejadi haknya, dan jika terjadi konflik mereka merasa menjadi korban konflik.
Nasikun (1993), mengidentifikasi pengendalian konflik melalui tiga cara, yaitu dengan konsiliasi (conciliation), mediasi (mediation), dan perwasitan (arbitration). Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. Sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik. Pengendalian konflik dengan cara konsiliasi, terwujud melalui lembaga-lembaga tertentu yang memungkinkan tumbuhnya pola diskusi dan pengambilan keputusan di antara pihak-pihak yang berkonflik.
Lembaga yang dimaksud diharapkan berfungsi secara efektif, yang sedikitnya memenuhi empat hal:
5.    Harus mampu mengambil keputusan secara otonom, tanpa campur tangan dari badan-badan lain;
6.    Lembaga harus bersifat monopolistis, dalam arti hanya lembaga itulah yang berfungsi demikian;
7.    Lembaga harus mampu mengikat kepentingan bagi pihak-pihak yang berkonflik; dan
8.    Lembaga tersebut harus bersifat demokratis.
Tanpa keempat hal tersebut, konflik yang terjadi di antara beberapa kekuatan sosial, akan muncul ke bawah permukaan, yang pada saatnya akan meledak kembali dalam bentuk kekerasan. Pengendalian dengan cara mediasi, dengan maksud bahwa  pihak-pihak yang berkonflik bersepakat untuk menunjuk pihak ketiga yang akan memberikan nasihat-nasihat, berkaitan dengan penyelesaian terbaik terhadap konflik yang mereka alami. Pengendalian konflik dengan cara perwasitan, dimaksudkan bahwa pihak-pihak yang berkonflik bersepakat untuk menerima pihak ketiga, yang akan berperan untuk memberikan keputusan-keputusan, dalam rangka menyelesaikan yang ada. Berbeda dengan mediasi, cara perwasitan mengharuskan pihak-pihak yang berkonflik untuk menerima keputusan yang diambil oleh pihak wasit.
Pola penyelesaian konflik juga bisa dilakukan dengan menggunakan strategi seperti berikut:
5.    Gunakan persaingan dalam penyelesaian konflik, bila tindakan cepat dan tegas itu vital, mengenai isu penting, dimana tindakan tidak populer perlu dilaksanakan;
6.    Gunakan kolaborasi untuk menemukan pemecahan masalah integratif bila kedua perangkat kepentingan terlalu penting untuk dikompromikan;
7.    Gunakan penghindaran bila ada isyu sepele, atau ada isu lebih penting yang mendesak; bila kita melihat tidak adanya peluang bagi terpuaskannya kepentingan anda;
8.    Gunakan akomodasi bila diketahui kita keliru dan untuk memungkinkan pendirian yang lebih baik didengar, untuk belajar, dan untuk menunjukkan kewajaran; dan
Gunakan kompromis bila tujuan penting, tetapi tidak layak mendapatkan upaya pendekatan-pendekatan yang lebih tegas disertai kemungkinan gangguan

STATISTIK

HTML hit counter - Quick-counter.net
Diberdayakan oleh Blogger.

POSTING POPULER

TRANSLATE HALAMAN

Penayangan bulan lalu

SMS GRATIS